“Blokir semua fasilitas Mas Agus yang diberikan oleh perusahaan cabang. Lalu ... Soal Bu Risma dan Sinta .... Mereka berdua juga akan menanggung semuanya. Dewa, aku sadar sekarang. Mencintai itu menyakitkan,”
------
Bab 5 – Waktunya Membalik Keadaan!
POV Kumala
Setelah diusir dari acara ulang tahun ibu mertua, aku pun pergi dari rumah. Aku tidak sudi berasa di rumah suamiku lagi. Ternyata hasil penyelidikanku selama ini benar adanya. Mas Agus memang s3l1ngkuh.
Sudah beberapa minggu ini aku merasa curiga dengan segala tingkah laku yang dilakukan oleh Mas Agus. Sebenarnya, bukan cuma suamiku yang mencurigakan, bahkan ibu mertua serta adik iparku tidak kalah mencurigakannya. Sekarang, aku sudah mengetahui apa yang menjadi jawaban. Mereka semua mengkh1an4tiku.
“Dewa, siapkan mobil. Jemput aku sekarang juga. Mulai hari ini, aku tidak akan tinggal di rumah Mas Agus. Aku juga ... Akan segera kembali ke perusahaan pusat,” kataku melalui ponsel yang saat ini kugenggam.
“Siap, Nona Kumala! Segera, saya ke sana.” Anak buahku segera menanggapi dengan baik.
Aku akhiri panggilan telepon itu dengan rasa emosi yang menggebu-gebu. Bisa-bisanya Mas Agus yang sudah aku perjuangkan selama tiga tahun ini malah berkh14nat. Bahkan ibu mertua dan adik ipar juga tak henti-hentinya mengh1n4 serta mer3nd4hkanku.
Mobil hitam keluaran terbaru segera muncul di hadapanku. Dewa yang menyetir, segera menepikan mobil dan membuka pintu untukku. Sudah sekian lama aku menyembunyikan semuanya, sekarang ... Waktu yang tepat untuk membalikkan keadaan.
“Selamat datang kembali, Nona Kumala.” Dewa menyapaku dengan baik.
Aku tersenyum. Duduk di kursi belakang sambil menatap ke arah depan dengan taj4m. “Ternyata benar, lebih baik memelihara kucing dari tepi jalan, lalu perlakuan dengan baik daripada mengurus manusia tidak tahu diri. Cinta itu pemb0d0h4n!”
Aku begitu terluk4 karena Mas Agus. Pernikahan yang awalnya bahagia, jadi h4ncur berantakan sekarang.
“Lantas, apa yang bisa saya bantu, Nona Kumala?” Dewa bertanya sambil sesekali melirik ke spion tengah, bersamaan menyetir mobil menuju perusahaan pusat.
“Blokir semua fasilitas Mas Agus yang diberikan oleh perusahaan cabang. Lalu ... Soal Bu Risma dan Sinta .... Mereka berdua juga akan menanggung semuanya. Dewa, aku sadar sekarang. Mencintai itu menyakitkan,” ungkapku pada satu-satunya orang kepercayaan setelah Papa dan Mama tiada.
Aku mengepalkan tangan dengan erat karena merasa sudah tertipu mentah-mentah selama beberapa tahun ini. Sebuah pencapaian yang dimiliki oleh Mas Agus tidak lain dan tidak bukan karena bantuanku secara sembunyi-sembunyi.
"Syukurlah, Nona. Saya bersyukur akhirnya Nona bisa sadar dengan keputusan yang salah selama ini dijalani. Mendiang Tuan Besar dan Nyonya pernah berpesan kalau Nona Kumala harus tetap menjalankan perusahaan apa pun yang terjadi. Nyatanya, Nona lebih condong pada rasa cinta dan melepaskan semuanya hanya demi menjadi ibu rumah tangga ... Tapi nyatanya ...." Dewa sama sekali tidak salah mengatakan hal itu karena memang aku yang sudah keliru dalam mengambil keputusan.
Aku terlalu but4 dengan perasaan cinta hingga tidak tahu mana yang benar dan salah. Pada akhirnya aku hanya dipermainkan oleh Mas Agus dan ditertawakan oleh keluarganya karena dianggap m1sk1n dan m4ndul.
Sebenarnya, semua usaha dan perusahaan dilimpahkan kepadaku sejak usia enam belas tahun. Dewa lebih tua lima tahun dariku dan sejak itu juga menjadi asisten pribadiku. Kedua orang tua Dewa merupakan orang kepercayaan orang tuaku. Maka dari itu, kami sudah seperti saudara sendiri.
Beberapa jam kemudian, tepatnya saat pukul tujuh malam di Restoran Teratai Lima ....
“Nona, soal perceraian sudah diurus pengacara kita. Soal rekan perusahaan cabang, besok Nona bisa sidak ke sana. Saya sudah pastikan semua kasus penyelewengan u4ng selama ini akan terbongkar. Ini semua dokumennya,” kata Dewa yang menyodorkan map putih tebal kepadaku.
Aku menatap map itu dan menganggukkan kepalaku perlahan. “Ya, terima kasih, Dewa. Kamu memang bisa diandalkan. Oh iya, satu lagi ... Aku pastikan, satu demi satu hal yang aku bantu selama ini, akan aku tarik dari Mas Agus. Aku nggak akan tinggal diam soal semua ini. Soal perlakuan keluarga Mas Agus juga. Aku akan bongkar semua!”
Aku benar-benar merasakan dend4m yang memb4ra karena semua perjuangan dan pengabdianku kepada Mas Agus beserta keluarganya selama tiga tahun ini adalah sia-sia.
“Iya, Nona. Sudah saatnya Nona bangkit dari cinta yang salah. Oh iya, satu lagi, Nona .... Rival bisnis kita, sudah pulang dari Amerika. Dia sepertinya tidak akan diam kalau tahu Nona kembali mengurus perusahaan secara langsung.”
Mendengar apa yang diucapkan oleh Dewa bukannya membuatku t4kut, justru aku lebih tertantang untuk melakukan hal yang lebih.
“Bagus kalau begitu. Aku suka tantangan. Oh iya, satu lagi ... Selidiki wanita yang menjadi s3l1ngkuhan Mas Agus apa benar dia h4mil dan apa benar itu anak Mas Agus? Aku ingin tahu detailnya,” pungkasku yang tidak akan diam begitu saja saat harga diriku diinjak-injak.
“Baik, Nona. Siap, laksanakan!” Dewa pun keluar dari ruangan tempatku memesan makanan.
Aku sengaja ke restoran ini karena lebih privasi dan juga aku kenal dengan pemiliknya. Seorang m4fia terkenal di kota ini menjadi pemilik Restoran Teratai Lima. Dia merupakan anak dari teman lama papaku. Namanya Edward.
Edward terkenal bisa menyelidiki segala sesuatu dengan baik dan akurat. Tidak hanya itu, dia juga akan melakukan sesuai dengan perintah, meski harus mengh4bisi nyawa orang lain.
Aku berencana akan menggunakan jasa Edward untuk meng han curkan kehidupan Mas Agus dan s3l1ngkuh4n nya. Mas Agus tidak tahu kalau kariernya yang meroket dan semua fasilitas m3wah itu karena bantuanku. Lihat saja, Mas, siapa yang akan menangis nanti!
***
Judul: ISTRI MISKINKU TERNYATA SULTAN
Karya: Rens09
Baca selengkapnya di KBM
Dapatkan Tips Menarik Setiap Harinya!
- Dapatkan tips dan trik yang belum pernah kamu tau sebelumnya
- Jadilah orang pertama yang mengetahui hal-hal baru di dunia teknologi
- Dapatkan Ebook Gratis: Cara Dapat 200 Juta / bulan dari AdSense
Belum ada Komentar untuk "ISTRI MISKINKU TERNYATA SULTAN"
Posting Komentar
Catatan Untuk Para Jejaker