(5)Mak Ipah langsung menggendong nya dan membawa ke rumahnya, banyak warga yang membicarakan soal kejadian aneh itu.
Mak Ipah tidak menghiraukannya, dan setelah sampai di rumah Mak Ipah membersihkan bayi itu dan diselimuti nya.
"Bu, mau diapakan bayi itu?" Tanya Pak Ramli.
"Kita akan mengurus nya," kata Mak Ipah.
"Memangnya ibu kira itu anaknya Iin!" Ujar Pak Ramli.
Mak Ipah semakin kesal karena suaminya banyak sekali bicara, Mak Ipah jadi teringat saat suaminya menyiksa Iin.
"Terus anak siapa lagi Pak? Jelas-jelas bayi ini ada di atas kuburan Iin, lagian kalau bapak tidak menyiksa Iin mungkin dia tidak akan bunuh diri!" Kata Mak Ipah.
Pak Ramli terdiam ketika mendengar omelan istrinya, Pak Ramli menyadari kesalahannya kalau perlakuan di terhadap Iin itu salah.
"Assalamualaikum," ucap Pak RT.
Mak Ipah langsung menyembunyikan bayi itu di dalam kamarnya, dan mereka berdua keluar untuk menemui tamu.
"Ada apa Pak?" Tanya Mak Ipah.
Pak RT menceritakan soal keganjilan di kuburan Iin, dan juga menceritakan harus berhati-hati kepada bayi itu takutnya itu adalah bayi jadi-jadian.
"Kami para warga punya niat untuk membongkar kuburan Iin, takutnya dalam ada apa-apa," jelas Pak RT yang meminta izin.
"Tidak usah! Untuk apa sih di gali lagi, biarkan dia tenang di sana," kata Pak Ramli.
"Dan itu bukan bayi jadi jadian Pak, bisa jadi ada yang membuang bayi di atas kuburan," Ujar Mak Ipah.
Pak RT awalnya sempat ngotot karena jika tidak dibuktikan takutnya warga akan cemas ketika berada di desa ini.
"Maaf saya sebagai bapaknya Iin tidak mengizinkan untuk digali kuburannya," tegas Pak Ramli.
Oek...oek... tiba-tiba bayi itu menangis Mak Ipah langsung buru-buru ke kamarnya untuk melihat.
Pak RT berpamitan untuk pulang karena dari raut wajah suami istri itu sudah tampak tidak nyaman dengan kedatangannya.
"Bu, kenapa dia menangis?" Tanya Pak Ramli.
"Mungkin haus Pak, oh iya bayi ini tidak memiliki pusar," ujar Mak Ipah.
Pak Ramli melihat ke seluruh tubuh bayi itu ternyata bayi itu memiliki perut yang rata tanpa ada pusarnya.
"Kalau warga menyuruh untuk membuang bayi ini bagaimana, Ibu kan dengar sendiri tadi Pak RT bilang apa, kalau bayi ini bayi jadi-jadian," kata Pak Ramli.
Mak Ipah memperhatikan wajah bayi itu dan memang sekilas mirip dengan Iin, dengan begitu dia semakin yakin kalau Iin melahirkan dalam kubur.
"Kukira cerita itu hanya ada dalam dongeng," gumam Mak Ipah.
Bukannya tidak takut tapi dengan melihat bayi itu Mak Ipah merasa kalau anak perempuannya kembali dalam bentuk lain.
Mak Ipah pergi ke dapur untuk membuatkan teh untuk bayi itu, karena kebetulan di rumahnya tidak ada susu.
"Teh untuk apa?" Tanya Pak Ramli.
"Untuk bayi itu, kasihan haus," kata Mak Ipah.
"Bayi kok di kasih teh, tunggu sebentar!" Katanya.
Pak Ramli pergi ke belakang ke tempat kandang kambingnya dia langsung memerah susu kambing itu dan memberikannya kepada Mak Ipah.
"Kasih ini saja!" Katanya.
Mak Ipah langsung masuk ke dalam kamarnya begitu juga dengan Pak Ramli yang mengikutinya dari belakang.
"Siapa namanya?" Tanya Pak Ramli.
"Sukaesih saja Pak, kita bisa memanggilnya Esih," jawab Mak Ipah.
Glek...glek.... hanya butuh waktu beberapa menit saja susu di itu sudah habis ditelan oleh Esih.
"Pak, habis," gumam Mak Ipah kaget.
Pak Ramli juga sangat kaget ketika melihat bayi menghabiskan susu dengan sangat cepat.
Mak Ipah spontan langsung menaruh Esih di kasur sementara dirinya berjalan mundur mendekati suaminya.
Mereka berdua kini ada di ambang pintu sambil memperhatikan Esih, keanehan mulai muncul lagi.
Klotak...
Deg...Mak Ipah dan Pak Ramli saling menatap ketika mendengar panci yang terjatuh di dapur.
"Siapa itu?" Teriak Pak Ramli.
Mak Ipah memegang tangan suaminya karena takut, tiba-tiba suara itu menghilang dan kembali hening.
"Pak, ada apa ini?" Tanya Mak Ipah.
Pak Ramli langsung buru-buru ke dapur untuk memastikan keadaan di sana.
***
Malam-malam Hikmah baru saja pulang dari merantau, dia terpaksa jalan kaki karena tidak ada kendaraan lewat.
Sudah hampir satu tahun dia merantau dan hari ini bisa pulang karena ada libur satu minggu.
Dia melewati jalan setapak di persawahan tiba-tiba Hikmah melihat teman lamanya sedang di gubuk dekat sawah.
"Iin!" Teriaknya.
Hikmah membawa senter hingga dia bisa melihat siapa yang ada di gubuk, karena rindu akhirnya dia langsung menghampiri Iin.
"In, kamu ngapain malam-malam di sini? Nungguin pacar ya?" Hikmah malah menggodanya.
Iin hanya menggelengkan kepalanya dan berbicara sepatah kata pun.
"Pucat banget sih, kamu habis nangis atau ada masalah cepat cerita kamu tidak kangen sama aku ya," kata Hikmah.
Iin masih diam tapi Hikmah terus berusaha mengajak Iin bicara, dulu mereka itu sangat dekat.
"Sudahlah ayo aku antar kamu pulang, kamu tidak bawa senter kan?" Kata Hikmah.
Hikmah menarik tangan temannya itu dan dia merasakan dingin, tapi Hikmah terus menggenggam nya.
Iin mengikuti Hikmah dan di sepanjang perjalanan Hikmah menceritakan semua pengalamannya di rantau sana.
"Aku sedang mencari seseorang," gumam Iin.
"Siapa?" Tanya Hikmah sambil menghentikan langkah kakinya.
"Disana! Ada bangunan besar yang belum selesai dibangun aku diperkosa di sana," lirih Iin.
Hikmah menjadi bingung apakah yang diucapkan Iin itu sungguhan atau tidak.
"Apa? Orang tua kamu tahu?" Tanya Hikmah.
Iin mengangguk kan kepalanya, Hikmah jadi bingung.
"Lalu, apa sekarang kamu takut pulang?" Tanyanya lagi.
Iin mengangguk kan kepalanya lagi.
"Mau menginap di rumahku dulu?" Tanya Hikmah.
Kali ini Iin menggelengkan kepalanya, Iin berjalan mundur dan menjauh dari Hikmah.
Iin berjalan meninggalkan Hikmah sendirian, Hikmah hanya diam sampai-sampai dia tidak menyadari kalau Iin sudah pergi jauh.
BACA SELENGKAPNYA DI APLIKASI KBM
Judul: ARWAH GADIS DESA YANG MATI TRA GIS
Penulis: Nengleny07
Baca selengkapnya di aplikasi KBM App. Klik link di bawah:
Kalau cerita ini mana bagian dramatisnya?
Dapatkan Tips Menarik Setiap Harinya!
- Dapatkan tips dan trik yang belum pernah kamu tau sebelumnya
- Jadilah orang pertama yang mengetahui hal-hal baru di dunia teknologi
- Dapatkan Ebook Gratis: Cara Dapat 200 Juta / bulan dari AdSense
Belum ada Komentar untuk "ARWAH GADIS DESA YANG MATI TRA GIS"
Posting Komentar
Catatan Untuk Para Jejaker