Maaf, Ayahmu Miskin

Maaf, Ayahmu Miskin


 “Alasan kamu tak ingin pisah denganku apa?”


Pertanyaan Ozi langsung membuat tangan Iris yang membuka k4ncing kemeja langsung terhenti, lantas segera menarik tangannya dan menarik punggungnya agar tak begitu condong ke Ozi.


“Apa aku terlihat begitu mur4han, ya?” tanyanya dengan menahan rona malu. “Maaf.” Iris bergerak hendak berdiri.


“Aku hanya bertanya, kenapa kamu menghindar?”


“Aku tidak menghindar.” Mana mungkin Iris mengatakan kejujurannya bahwa ia sudah sejak lama menyukainya. Dan meski tahu kekurangan Ozi rasa sukanya tak luntur sedikitpun.


“Oh, ya? Kalau gitu jawab!”


Iris menghembuskan napas, lalu berbalik kembali menatap. “Bukannya sudah kubilang, aku ingin menikah sekali di seumur hidupku.”


Sejenak Ozi terdiam sambil menatap. “Bisa. Jika kamu mau, aku tidak akan menceraikanmu.”


“Itu tidak mungkin,” sahut Iris cepat.


“Kenapa?”


“Walau bagaimanapun, aku ingin pernikahan yang normal. Ingin memiliki suami yang menyayangiku, memperhatikanku, juga … aku ingin punya an4k, sebab aku tidak mungkin akan selalu muda. Karena itu tak ingin kesepian di hari tua.”


“Bukankah an4k bisa diadop—”


“Aku ingin an4k yang keluar dari rahimku sendiri, hasil dari buah cintaku dengan suamiku.”


Bi6ir Ozi sudah terbuka seperti ingin bicara, namun tak jadi.


“Ah, sudahlah, jangan dibahas lagi. Maaf akan sikapku tadi yang kesannya tak mau menerima kekuranganmu. Lain kali aku tidak akan begitu lagi. Aku juga tidak akan keberatan andai pernikahan ini kamu akhiri sewaktu-waktu. Aku yakin, Tuhan sudah menyiapkan jodoh yang terbaik untukku, yang bisa menjadikan aku benar-benar seorang istri saat tidur di sampingnya.” Iris menyunggingkan senyumnya sebelum akhirnya melangkah ke luar kamar.


***


Iris kembali masuk ke kamar dengan membawa segelas air putih, saat akan melintas ke kasur, ia tak sengaja melihat handphone Ozi berkedip-kedip, panggilan suara masuk, dari kontak bernama “Kai”.


“Kai itu nama laki-laki apa perempuan, ya?” gumamnya terus menatap layar handphone suaminya, “soalnya ! 

bisa Kaisar juga Kaira, Kaila, dan Kai lainnya. Tapi andai Kaila, kebanyakan pakai “Y”, sih.” Iris terus berpikir, kira-kira yang menelpon laki-laki apa perempuan, mana tidak ada foto profilnya lagi.


“Kira-kira yang nelpon ini cewek apa cowok, ya?” Sedang asyiknya memikirkan kira-kira yang menelpon suaminya laki-laki atau perempuan, tiba-tiba Ozi keluar dari kamar mandi.


“Ada apa?”


Iris langsung terkejut, sontak menjauh dari handphone yang ditatapnya. “I – itu, ada panggilan masuk ke handphone-mu. Tapi sudah m4ti.”


“Emh, siapa?”


“Gak tahu, namanya Kai.”


“Oh.” Ozi melangkah, namun bukan mengambil handphonenya, melainkan ke arah lemari untuk mengambil baju.


“Itu … yang manggil barusan, laki-laki apa perempuan?” Pertanyaan itu tanpa Iris sadari keluar begitu saja, tentu ia menyesalinya.


“Oh, si Kai? Dia laki-laki, kok. Kamu tenang saja, kontakku yang cewek itu hanya kamu, Mama, dan saudari kembarku. Yang lainnya cowok.”


“Justru semuanya cowok itu aku tak tenang. Gimana, sih, kamu, ‘kan, memang gak suka yang s3ksi, jelas koleksi kontaknya yang berjakun semua,” kata Iris dalam hati, lantas ia meletakkan gelas di nakas dan naik ke atas kasur.


Rasa kesal menghampiri, bisa-bisanya ia harus bersaing dengan pria. Rasanya lebih berat dibandingkan dengan perempuan.


Meski belum ngantuk, Iris merebahkan diri di kasur, dengan tidur miring membelakangi tempat Ozi tidur di sebelahnya. Tak lama setelahnya, ia merasakan suaminya itu ikut naik. Aroma parfum wanita menyeruak ke rongga hidung Iris. Ia hanya bisa menghembuskan napas kecewa, ternyata suaminya memang benar-benar tak normal.


“Sepertinya parfum yang kemarin aku beli sama-sama dengan Oza — saudari kembarku, tertukar,” celetuk Ozi sambil membaringkan tubuhnya di sebelah Iris.


“Masih ngeles, bilang saja kamu memang menyukainya dan diam-diam koleksi.” Dalam hati Iris bergumam julid.


Lama Iris memejamkan mata, namun ia tetap tak bisa terlelap, akhirnya kembali membuka matanya, ada jeda beberapa saat, kemudian berbalik menghadap Ozi yang mana suaminya itu sudah memejamkan mata. 


Ditatapnya lekat-lekat wajah Ozi yang sedang terpejam. Ketampanan pria itu semakin tampak bagi Iris dalam keadaan seperti itu. Membuat rasa sukanya tak bergeser sedikitpun.


Karena yakin suaminya itu sudah tidur, ia pun memberanikan diri, menggerakkan tangannya. Mula-mula menyentuh alis hitam dan tebal Ozi yang bak bulan sabit di atas gunung kembar. Dengan jarinya ia meny3ntuh bulus-bulu hitam itu. Setelah puas, pindah ke matanya, lanjut ke hidung bangirnya, lalu terakhir ke bib1r tipis kemerah-merahannya, sesuatu yang sangat Iris sukai.


“Kenapa aku tidak bisa memiliki keindahan semua ini meski aku punya status istri darimu?” tanyanya dalam hati. Mendadak ia merasa jadi istri yang gagal, sebab tak bisa menaklukkan suaminya.


“Ah, bagaimana bisa aku taklukkan, sedangkan dia jauh sebelum denganku memang tak tertarik dengan perempuan,” gumamnya lagi dalam hati, tak bosan-bosan memandangi wajah tampan dan rupawan Ozi saat sedang terpejam.


“Ada apa?”


Iris langsung terlonjak saat pria yang ditatapnya tiba-tiba membuka mata dan menatapnya. Lekas ia sedikit menarik diri agar tak terlalu begitu dekat.


“Kenapa menatapku seperti itu? Dan tadi—”


“Aku hanya ingin memastikan,” sela Iris cepat.


“Memastikan apa?”


 


Bersambung .... 


Komennya yang seru ya kalau masih mau lanjut 😁😁😁

Komen yang oanjang, tebak-tebakan yuks. 


Baca selengkapnya di KBM

Judul: Maaf, Ayahmu Miskin

Author: Sakura Sen


Baca selengkapnya di aplikasi KBM App. Klik link di bawah:

https://read.kbm.id/book/detail/57027761-a160-486e-8751-c002a4c957b1?af=10049d6b-7cf1-442a-b5e8-135f65ea210f

Dapatkan Tips Menarik Setiap Harinya!

  • Dapatkan tips dan trik yang belum pernah kamu tau sebelumnya
  • Jadilah orang pertama yang mengetahui hal-hal baru di dunia teknologi
  • Dapatkan Ebook Gratis: Cara Dapat 200 Juta / bulan dari AdSense

Belum ada Komentar untuk "Maaf, Ayahmu Miskin"

Posting Komentar

Catatan Untuk Para Jejaker
  • Mohon Tinggalkan jejak sesuai dengan judul artikel.
  • Tidak diperbolehkan untuk mempromosikan barang atau berjualan.
  • Dilarang mencantumkan link aktif di komentar.
  • Komentar dengan link aktif akan otomatis dihapus
  • *Berkomentarlah dengan baik, Kepribadian Anda tercemin saat berkomentar.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel