Gadis yang Disukai Jin 2

Gadis yang Disukai Jin 2


 Ningrum memejam dan menggi-9it bibir saat merasakan sentuhan lain dari Bagas. Seandainya suara Bu Jenar tidak terdengar, dia dan Bagas mungkin akan melakukan hal yang lebih jauh lagi.


"Ningrum!"


"Itu ibuku, Mas." Ningrum mendengar suara Bu Jenar sayup-sayup memanggilnya. Gadis itu membenarkan posisi kain jarik yang nyaris melorot, lalu menjaga jarak dengan Bagas Sanjaya.


Kentara Bagas tidak menyukai kedatangan Bu Jenar meski hanya suaranya saja. Kesenangan yang hampir dicapainya harus putus begitu saja.


"Ningrum!"


"Aku pulang dulu, Mas." Ningrum bangkit karena mendengar nada suara Bu Jenar kian meninggi.


"Ningrum! Sudah jam berapa ini? Kamu ndak mau bangun juga?"


Ningrum keheranan saat merasakan wajahnya membasah karena cipratan air oleh Bu Jenar. Dia celingukan karena mulai sadar jika dirinya baru bangun tidur. Tak ada lagi sungai, tak ada lagi Bagas Sanjaya.


"Kamu ini anak gadis, anak pera_ wan. Tidur malah ngangkang begini, celana pendek, ndak pake selimut!" gerutu Bu Jenar.


Kesadaran Ningrum belum sepenuhnya berkumpul. Jika tak segera bangun dia tidak akan mempercayai ucapan Bu Jenar. Selama ini dia selalu tidur memakai selimut. Bagaimana bisa sekarang selimutnya tersibak jauh di bawah kakinya?


"Cepetan sholat. Ibu mau rewang di tetangga kita yang hajatan. Nanti kamu nyusul, yo?"


Ningrum mengangguk seperti orang bingung. Sepeninggalnya Bu Jenar, dia tidak beranjak dari kasur. Alih-alih menunaikan sholat, dia malah melirik ponselnya. Semalam dia mungkin lupa keluar dari aplikasi galeri. Layar ponselnya masih menunjukkan wajah tampan sang aktor idola: Bagas Sanjaya.


Ningrum mera_ba bibirnya. Getaran itu seperti menyengatnya kembali.


*


Di salah satu rumah penduduk Desa Sumberhurip, akan ada hajatan digelar. Bu Jenar salah satu warga yang datang untuk membantu acara tersebut. Setiap kali ada hajatan, dia yang selalu mengambil tanggung jawab untuk menanak nasi. Bu Jenar sudah akrab dengan asap pengepulan yang berasal dari tungku.


"Jenar, usia calon pengantin sepertinya seumuran sama Ningrum, anakmu," ucap Mbah Dayu, tetangga yang sama-sama bertugas menanak nasi. "Ningrum juga sudah tujuh belas tahun, kan?"


Bu Jenar mengangguk. "Iya, Mbah."


"Kapan Ningrum menikah? Umurnya sudah cukup, Nar."


Bu Jenar tersenyum. Dia pun ingin segera menikahkan Ningrum. Anak-anak perempuan di desa itu rata-rata hanya tamatan SMP. Mereka sudah menikah di kisaran usia 16 tahun. Bahkan, pernah ada yang menikah saat berumur 14 tahun. Bu Jenar pun merasa tidak tenang selama Ningrum belum menikah.


Waktu beranjak siang, Ningrum akhirnya datang menyusul Bu Jenar. Dia membantu pekerjaan sederhana seperti mengupas dan memotong kentang.


"Ningrum, kamu sudah punya pacar belum?" tanya seorang warga begitu menyadari keberadaan Ningrum.


Ningrum tersipu seraya menggeleng. "Belum, Bulik."


"Wah, kebetulan. Mau ndak sama keponakan bulik. Itu orangnya." Ibu bergelung itu menunjuk seorang laki-laki yang berada di teras (yang sedang membantu memasang papan panggung).


Ningrum sempat menoleh ke arah laki-laki tersebut. Pandangan mereka sempat bertemu. Dia mengakui jika laki-laki itu cukup tampan.


"Mau ndak?" Pertanyaan tetangga Ningrum itu malah membuat Ningrum salah tingkah.


"Kalau jodoh ya pasti ndak ke mana, toh." Warga lain ikut menimpali, mengundang tawa yang ada di sana.


Ningrum kembali meneruskan pekerjaannya. Sesekali dia curi-curi pandang ke arah laki-laki tadi.


"Assalamualaikum."


Semua orang yang mendengar segera menjawab salah seraya menengok ke arah sumber suara. "Waalaikumsalam."


"Waalaikumsalam. Eh, Pak Ustaz, mari masuk!" Tuan rumah sekaligus pemilik hajat segera menyambut tamunya. Dia Ustaz Ilyas, guru mengaji di desa itu.


Ningrum tersenyum dan sedikit menunduk sungkan karena Ustaz Ilyas adalah gurunya juga. Tanpa kabar dia memutuskan untuk berhenti mengaji.


Rupanya Ustaz Ilyas datang untuk menyambut permintaan pemilik hajat. Lelaki yang baru menikah dua bulan lalu itu pun datang mewakili istrinya yang berhalangan hadir.


"Istri saya lagi hamil. Mabok parah, Bu," dalih Ustaz Ilyas saat ditanya ke mana istrinya.


"Oalah, alhamdulillah langsung diberi momongan. Sebagian ibu hamil memang mabok parah. Ibu juga dulu gitu sampai usia kandungan empat bulan," sahut pemilik rumah.


Selanjutnya Ustaz Ilyas mengangsurkan amplop untuk empunya hajat. Dia pun pamit pada semua yang ada di rumah itu. Ningrum malu-malu menangkupkan tangannya dari kejauhan sebagai pengganti salam.


*


Pukul 16.30 Ningrum dan Bu Jenar pulang ke rumah. Ningrum kembali berpapasan dengan pemuda yang tadi ingin dijodohkan dengannya. Dia merangkul Bu Jenar dan tersipu malu saat berpapasan dengannya. Begitu pun dengan pemuda tersebut. Bu Jenar yang menyadarinya langsung menautkan alis.


"Kamu suka dia, Nduk?" tanya Bu Jenar.


"Apa sih, Bu. Baru juga kenal," sangkal Ningrum.


Ya. Ningrum bahkan baru melihat pemuda itu hari ini. Tapi, entah kenapa sepertinya dia langsung suka. Dia bahkan lupa dengan aktor idolanya. Malamnya, Ningrum memimpikan sosok pemuda itu. Jika malam sebelumnya yang hadir adalah Bagas Sanjaya, kali ini pemuda itu yang datang ke mimpi Ningrum.


Nyaris sama seperti mimpi sebelumnya, Ningrum terbuai oleh rayuan lelaki itu; sentuhannya. Dan, dia kembali merasakan tubuhnya seperti melayang.


*


Sementara itu, sosok jin penghuni pohon mangga di dekat rumah Ningrum menyeringai. Dialah yang menyerupai Bagas Sanjaya dalam mimpi Ningrum; dia juga yang datang ke mimpi gadis itu menyerupai pemuda yang dijodohkan dengan Ningrum. Dia sudah pernah melihat tubuh polos Ningrum sejak kecil. Kini, sama seperti manusia, naf_sunya kian membuncah saat melihat Ningrum sedang ranum-ranumnya. Dia ... jin itu menyukai Ningrum.


*


di kbm app udah tamat

bab nya dikit aja


Bab 2


judul: Gadis yang Disukai Jin

Penulis: Senja_Senja

Dapatkan Tips Menarik Setiap Harinya!

  • Dapatkan tips dan trik yang belum pernah kamu tau sebelumnya
  • Jadilah orang pertama yang mengetahui hal-hal baru di dunia teknologi
  • Dapatkan Ebook Gratis: Cara Dapat 200 Juta / bulan dari AdSense

Belum ada Komentar untuk "Gadis yang Disukai Jin 2"

Posting Komentar

Catatan Untuk Para Jejaker
  • Mohon Tinggalkan jejak sesuai dengan judul artikel.
  • Tidak diperbolehkan untuk mempromosikan barang atau berjualan.
  • Dilarang mencantumkan link aktif di komentar.
  • Komentar dengan link aktif akan otomatis dihapus
  • *Berkomentarlah dengan baik, Kepribadian Anda tercemin saat berkomentar.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel