GAGAL LAMARAN, DINIKAHI BOS MANTAN (ALVAZA)

GAGAL LAMARAN, DINIKAHI BOS MANTAN (ALVAZA)


 "Walau calon suamimu, lebih pilih melamar adik tirimu, kau harus tetap membi4ya1 resepsi mewah mereka!"


"Enak saja! Sudah s3lingkvh gak modal pula. Kubuat kalian, malu...."


___


“Aneh, aku yang mau lamaran, kenapa dia yang dandan maksimal?” Azalia membatin, menatap heran adik tirinya, yang tengah dirias oleh MUA yang ia sewa.


 


Hari ini memang hari lamaran Azalia Khanza dengan kekasihnya Revan Gunawan.


 


Namun, melihat kebiasaan sang adik tiri, yang selalu saja menginginkan apa yang dia miliki, Azalia berpikir, mungkin Vinara hanya ingin dia juga dirias sama sepertinya saja.


 


Gadis yang kini sudah tampak lebih cantik dengan polesan make up dan hijab pashmina menjuntai ke samping kanan itu pun memilih tidak ambil pusing akan tingkah adiknya.


 


Walau, agaknya semakin aneh, saat tiba kekasihnya datang bersama rombongan, Wina -- ibu tirinya, justru mendudukan Vinara di antara dia dan Revan.


 


Awalnya, Azalia tidak protes, ia bahkan masih menundukkan kepala, malu-malu menunggu pinangan disebut.


 


Sampai sang pembawa acara mempersilahkan perwakilan pihak dari Revan bicara tentang niatnya datang, ia mendadak tercengang.


 


“Tunggu, apa tidak salah?” tanyanya seolah ingin memperjelas lagi, jika ia tidak salah dengar tadi.


 


Bukannya sang perwakilan dari pihak Revan yang menjawab, melainkan ibu tirinya. “Apanya yang salah? Revan memang ke sini untuk melamar Vinara kok.”


 


“Ya, ‘kan, Nak Revan?” imbuh Wina sambil menoleh ke arah laki-laki dengan rambut pomade berkilau itu.


 


Azalia menatap Revan penuh tanya, ekspresi wajahnya seolah masih ada harapan, jika apa yang dikatakan ibu tirinya itu salah.


 


Nahas, sang kekasih justru menganggukkan kepala mantap. “Benar, Bu. Saya memang datang ke sini untuk melamar anak ibu, yang saya pikir lebih pantas mendampingi saya, yaitu Vinara.”


 


“Maksudmu apa, Van?!” Azalia mempertanyakan dengan ekspresi tidak habis pikir sama sekali.


 


Tidak ada pembicaraan apapun sebelum ini. Bahkan, kemarin malam, Revan pun masih menghubunginya seperti biasa, menanyakan tentang persiapan acara lamaran.


 


Azalia tidak tahu saja, jika ia hanya dimanfaatkan untuk membi4yai acara lamaran itu. Sekaligus, sang ibu tiri memang ingin ia dipermalukan begitu.


 


“Ayolah, Za. Coba kau pikir.” Revan menepuk dadanya sendiri, seolah begitu bangga. “Aku ini sudah menjadi supervisor sekarang. Masa’ iya, aku menikah denganmu yang hanya lulusan SMA? Malu lah, bisa turun derajatku.”


 


Mulut Azalia reflek ternganga. Memang Revan baru minggu lalu diangkat sebagai supervisor bagian marketing di salah satu pabrik penyedap makanan.


 


Tapi, apa dia tidak ingat? Jika selama ini Azalia yang mendukungnya, sampai diangkat menjadi supervisor seperti sekarang?


 


“Iya, kau itu harusnya sadar diri, Za. Lihatlah, Revan jelas lebih cocok dengan adikmu, Vinara, yang lulusan sarjana. Bisa malu aku punya mantu lulusan SMA saja!” Ibu Revan seperti menuang air garam pada luka Azalia yang menganga.


 


Gadis itu menggelengkan kepala sekilas. Tatapannya sungguh tampak tidak menyangka sama sekali.


 


Lihatlah, perempuan yang dulu selalu mengeluh-eluhkannya saat membantu Revan, kini berbalik membalas dengan kata-kata pedas penuh hinaan.


 


Vinara tersenyum puas melihat Azalia tampak tercengang begitu. Bagaimana? Memangnya enak, berharap kebahagiaan justru berakhir dipermalukan?


 


“Sudahlah, kau itu menghambat acara putriku saja!” Sang ibu tiri melirik ke arah Ayah Azalia. “Suruh putrimu itu diam, Mas!”


 


Azalia menatap ayahnya. “Oh... Ayah tahu tentang semua ini?”


 


Dari dulu, Azalia memang selalu diminta oleh ayahnya untuk mengalah kepada adik tirinya itu.


 


Ayahnya begitu pilih kasih, tapi kesabaran Azalia justru membuatnya semakin tidak adil, termasuk seperti sekarang ini.


 


“Sudah, Nak. Relakan ya, Revan sendiri yang ingin meminang adikmu. Kalian belum jodoh, begitu saja.”


 


Azalia menyeringai. Ia merasa b0doh, kenapa juga bertanya? Kalau ia sudah tahu respon ayahnya akan seperti apa?


 


“Ya-ya.” Gadis itu tidak menangis. Ia bahkan masih bisa memaksakan diri untuk berpura-pura maklum saja dengan ucapan sang ayah. “Memang sih, anak ayah ‘kan cuma Vinara. Mana pernah aku dianggap anak sekali saja?”


 


“Emm…” Azalia menjeda perkataannya, seolah mau mengoreksi. “Pernah sih, sekali dianggap anak, tapi kalau sedang butuh uwang saja.”


 


“Tutup mulutmu, Za!” Ayahnya naik pitam. “Ayah tidak pernah mengajarimu berkata buruk begitu!”


 


Sekali lagi Azalia menyeringai. “Ya memang, soalnya Ayah ‘kan hanya sibuk bersama p3lakor sampai ibu tiada.”


 


Azalia melirik ibu dan adik tirinya satu per satu. “Eh tunggu, tapi buah memang tidak akan jatuh dari pohonnya sih. Anak p3lakor, mau jadi apa, kalau bukan --”


 


“Tutup mulutmu, Za!” Kini giliran ibu tirinya yang menyela. Vinara melotot, karena Azalia bukannya menangis, justru melawan dengan mengh1n4 dirinya dan ibunya begitu.


 


Orang-orang di dalam ruangan itu pun mulai bergunj1ng, menatap ibu tirinya.


 


Bahkan, tetangga dan saudara yang hadir tahunya memang hari itu lamaran Azalia dan Revan.


 


Jadi, mereka yang tahu sejarah Wina yang menjadi p3lakor hingga ibu Azalia meninggal mulai berspekulasi, seperti yang dikatakan gadis itu tadi.


 


Melihat wajah masam ibu tirinya, Azalia menyeringai cukup puas.


 


Belum sempat Wina membalas, ia lantas berdiri. “Baiklah, aku ikhlas kok tidak jadi lamaran. Lagipula, orang tidak tahu diri memang pantas dengan orang tidak punya malu, ‘kan?!”


 


Vinara dan Revan menganga mulutnya. Azalia tersenyum puas. “Silakan lanjutkan acaranya, Pak. Saya permisi.”


 


“Mau kemana kau, hah?” Ibu tirinya beranjak berdiri, mencegahnya pergi. “Diam duduk di sini!”


 


“Buat apa?” Azalia bersedekap tangan, menatap seolah menantang ibu tirinya itu. “Mau melihatku menangis dan tertekan? Sayangnya itu tidak akan terjadi.”


 


Tanpa tahu malu, Wina berkata sambil menaikkan dagu. “Acara hari ini sekaligus menentukan pembagian b14ya pernikahan. Jadi kau, harus tetap di sini untuk menyediakan uwangnya!”

___

Baca kelanjutannya di aplikasi KBM App :


Judul : GAGAL LAMARAN, DINIKAHI BOS MANTAN (ALVAZA)


Penulis : WiRahayuSsi

___

Baca selengkapnya di aplikasi KBM App. Klik link di kolom komentar

Dapatkan Tips Menarik Setiap Harinya!

  • Dapatkan tips dan trik yang belum pernah kamu tau sebelumnya
  • Jadilah orang pertama yang mengetahui hal-hal baru di dunia teknologi
  • Dapatkan Ebook Gratis: Cara Dapat 200 Juta / bulan dari AdSense

Belum ada Komentar untuk "GAGAL LAMARAN, DINIKAHI BOS MANTAN (ALVAZA)"

Posting Komentar

Catatan Untuk Para Jejaker
  • Mohon Tinggalkan jejak sesuai dengan judul artikel.
  • Tidak diperbolehkan untuk mempromosikan barang atau berjualan.
  • Dilarang mencantumkan link aktif di komentar.
  • Komentar dengan link aktif akan otomatis dihapus
  • *Berkomentarlah dengan baik, Kepribadian Anda tercemin saat berkomentar.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel