MENUMPAS PELAKOR SAMPAI KE AKAR

MENUMPAS PELAKOR SAMPAI KE AKAR


 MENJI-JIK-KAN!!!


PENCURI ITU SELAMA INI TIDAK MASUK PENJARA TAPI TERNYATA.... 


PART 10


"Aku tidak akan mempermasalahkan anak yang belum juga hadir di antara kita. Yang penting kita bahagia."


Kata-kata itu begitu manis terdengar di telinga.


"Tujuanku menikah denganmu, karena ingin bahagia."


Siapa yang tidak berhenti bersyukur ketika diberi seorang suami seperti Wisnu Hermansyah?


"Kamu tahu, aku cinta dan cinta sekali sama kamu, Maudy."


Bukan hanya kata-kata, perlakuan mesra suaminya, kerap Maudy terima , nyaris tiada cela sama sekali.


"Gak ada satu pun wanita di dunia ini yang bisa gantikan kamu di hati aku."


Maudy yakin suaminya adalah lelaki yang setia.

Tapi itu dulu. Sebelum malam ini.

Sebelum semua terkuak di depan mata.


Kata-kata dan perilaku romantis yang dia dapatkan dari suami tercinta kian membuat hati Maudy merepih.


Ya Tuhan. Sakit sekali rasanya.


Jerit Maudy dalam hati.


Ia tepuk dada berulang kali untuk menguar rasa sakit hati yang menghujam jiwa.


Air mata bahkan sudah merebak jatuh membasahi pipi.


"Kenapa kamu tega Mas?" isaknya dengan bibir bergetar hebat.


Gambar yang baru saja dia lihat, meski agak buram dan tidak terlalu jelas, tapi sosok yang tertangkap kamera itu adalah raga suaminya.


Maudy yakin. Lima tahun mengarungi bahtera rumah tangga, membuat dia bisa mengenali sosok suami tercinta.


Raga yang semalam masih memeluknya dalam dekapan, kini tampak memeluk wanita lain.


Raga yang masih memberikan kecupan dan ucapan sayang juga penuh cinta, kini tak lebih dari si pengkhianat cinta.


"Kamu tega khianati aku, Mas?"


Rasanya tak percaya jika tak melihat langsung semua ini.


Bagaimana mungkin lelaki yang selama ini begitu mencintainya tega melukai dengan begitu dalam?


"Apa kurangku Sil?" tanyanya dengan mata menyorot ke depan.


Silvana tak mampu berkata-kata.


Ia yang membawa mobil kali ini.

Silvana  tak mau kehilangan lagi.

Ini momen pas untuk membongkar perselingkuhan Wisnu!


"Kamu sempurna Dy, dia yang brengsek!" maki Silvana.


Hatinya ikutan sakit. Siapa yang bisa menyangka, lelaki yang selama ini dihadapannya penuh cinta dan selalu mengumbar kemesraan bersama sahabatnya, ternyata sama dengan lelaki di luar sana, yang tak cukup dengan satu perempuan.


"Bagaimana bisa mereka bersama Dy?  "

Sungguh Maudy nge-blank!


Seharusnya mobil yang membawa Wisnu dan Aryani melewati jalan ini sebelum ke tempat praktek dokter. Tapi siapa sangka mereka melalui jalan yang lain.


Jadi, dengan cepat, Silvana membawa balik arah mobil. Ia tak akan biarkan Wisnu berhasil kabur.


Lelaki itu pasti akan mengelak seribu cara. Malam ini semua harus terbongkar. Silvana akan bantu sahabatnya ini.


"Kamu yang sabar ya Dy. Tenang. Aku akan terus ada di sampingmu."


Debaran jantung meningkat bukan hanya dirasakan Maudy, tapi juga Silvana, sahabatnya.


Sampai, mobil yang mereka tunggu itu melaju dari arah depan.


Bagus, mereka akan berpapasan.


Ini yang seharusnya terjadi.


"Itu mobil Aryani, aku ingat nomer plat mobilnya," ucap Maudy dengan keyakinan seratus persen.


Entah di depan sana Wisnu menyadari tidak, kalau yang akan menghalangi jalannya ini adalah istri sahnya!


Tentu saja! Maudy dan Wisnu menikah sah. Jadi bisa dipastikan, andai Wisnu dan Aryani menikah, mereka menikah siri.


Kurang ajar.


Sahabatku begitu setia, selama ini. Tapi ini yang dia dapatkan?

Wisnu ba jin gan! Brenqsek!


Saat itulah, tepat ketika mobil yang di dalamnya ada Wisnu dan istrinya hendak melaju Silvana ban ting setir ke kanan, menghadang laju mobilnya Wisnu.


CITTTT


Suara mobil yang merem tiba-tiba membuat decitan ban terdengar.


Ya, mobil itu harus me-rem, untuk hindari tabr4kan!


Kedua mobil itu kini berhadapan.


Amarah Maudy kian menggelegak, membayangkan suaminya yang mengaku meeting dengan klien justru tengah berselinqkuh.


"Kamu atau aku yang keluar Dy?" tawar Silvana dengan gemas luar biasa.


Maudy tak menjawab. Ia seka air mata, dan langsung keluar.


Tepat ketika dari mobil depan keluar seorang laki-laki yang ternyata bukan Wisnu.


Padahal Maudy berharap suaminya yang keluar.


Dasar penge cut! Dia suruh supirnya yang keluar!


Bagus sekali, dia memakai supir demi wanita pelak0r itu.


Mobil di depan berkaca gelap. Tapi Maudy hapal nomer mobil ini. Mobil yang digunakan Aryani ketika mereka bertemu di swalayan.


Atau suaminya itu menunggu apa yang akan terjadi? Mungkin tak menduga akan berpapasan malam ini!

Sama sekali tidak akan menduga kalau perselinqkuhannya akan terbuka malam ini!


"Maaf, bu. Kenapa ibu po tong mobil saya?" tanya Pak Supir dengan wajah sedikit emosi.


Tanpa menjawab, Maudy justru melewati lelaki itu. Ia dekati mobil itu dengan emosi jiwa.


Ia lepas sepatu dan ia h4ntamkan ke arah mobil berulang kali.


"KELUAR KAMU MAS! KELUAR!"


Napas Maudy turun naik.


Kepalan tangannya menguat. Seolah amarahnya menumpuk di kepalan tangan yang bersiap untuk ia han tamkan pada suami tercinta yang masih bertahan di dalam mobil bersama wanita selingkuhannya.


Sepatu dia hant amkan  ke kaca, yang nyatanya sama sekali tidak  membuat retak.


Emosi sudah naik turun dan ingin sekali meng haj ar sosok laki-laki yang selama ini menipunya.


"Bu, ibu apa-apaan sih!"


Si supir berusaha menghalangi Maudy. Namun dengan cepat Maudy dorong lelaki itu dengan sekuat tenaga.


"Lepas! Jangan sentuh aku! Suruh majikanmu itu keluar! Suruh dia hadapi aku, istrinya!" titah Maudy.


"Maaf, ibu ini kenapa? Gak kenal kok main suruh-suruh bos saya sih!"


Si supir masih saja tak mau Maudy dekat dengan mobil bosnya.

Ia berusaha jauhkan Maudy.


"Jangan ganggu temanku!" bentak Silvana yang akhirnya keluar juga.


Silvana hempaskan cekalan si supir.

Ia tak suka sahabatnya mendapatkan kekerasan.


"Jangan sentuh temanku, brenqsek!"


"Kalau begitu, suruh temanmu jangan ganggu mobil bosku."


Silvana bawa Maudy mundur.


"Sil, aku-"


Maudy heran, kenapa Silvana bawa dia mundur.


"Stsss. Dy."


Silvana ternyata sudah menyiapkan sesuatu.


"Dy, sepatu kamu gak akan bisa pe c ahkan kaca mobil. Pakai ini."


Sebuah linggis yang entah dia dapatkan darimana, Silvana berikan pada Maudy.


Oh, tentu saja dengan senang hati Maudy terima. Kembali dengan emosi Maudy mendekati mobil itu yang masih dihalangi si supir.


"KELUAR B4JING4N! ATAU AKU HAN CURKAN MOBIL INI!"


Tepat ketika linggis itu terayun, pintu mobil terbuka.


Benar saja.


Wisnu Hermansyah keluar dengan wajah pucat.


"Dy." Suara lelaki itu tampak bergetar.


Terlihat aura ketakutan tercetak jelas di wajah Wisnu.

Lelaki itu dekati Maudy dengan hati-hati. Mungkin takut kalau istrinya ini akan layangkan linggis ke wajahnya.


"Maafkan aku Dy. Aku bisa jelaskan semuanya."


Darah Maudy mendidih.


Jadi benar Ya Tuhan. Suamiku? Suamiku berkhi4nat?


"Suruh dia keluar sekarang juga Mas."


Bibir Maudy bergetar hebat.


Ya Tuhan. Hatinya menjerit.


Air matanya lolos kembali ke pipi.


"Tolong Dy, dia lagi ha m il. Aryani-"


PLAK!!


PLAK!!


Dua tamp4ran dia berikan pada suaminya.


Tangan, bibir Maudya, semua  gemetar hebat.


"Sejak kapan Mas? SEJAK KAPAN!" bentak Maudy dengan suara histeris.


Jika bisa, ingin rasanya Maudy babat habis suaminya dengan linggis yang ia jatuhkan tepat di kakinya.


"Aryani mengandung anak ke dua kami."


"APA?" Maudy tutup bibirnya.


Tubuhnya nyaris limbung andai Silvana tak segera memeluknya.


Anak kedua?


Kali ini dunia Maudy benar-benar runtuh.


JUDUL : MENUMPAS PELAKOR SAMPAI KE AKAR.


PENULIS: HERNI RAFAEL 


APK : KBM




Dapatkan Tips Menarik Setiap Harinya!

  • Dapatkan tips dan trik yang belum pernah kamu tau sebelumnya
  • Jadilah orang pertama yang mengetahui hal-hal baru di dunia teknologi
  • Dapatkan Ebook Gratis: Cara Dapat 200 Juta / bulan dari AdSense

Belum ada Komentar untuk "MENUMPAS PELAKOR SAMPAI KE AKAR"

Posting Komentar

Catatan Untuk Para Jejaker
  • Mohon Tinggalkan jejak sesuai dengan judul artikel.
  • Tidak diperbolehkan untuk mempromosikan barang atau berjualan.
  • Dilarang mencantumkan link aktif di komentar.
  • Komentar dengan link aktif akan otomatis dihapus
  • *Berkomentarlah dengan baik, Kepribadian Anda tercemin saat berkomentar.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel