Kamu Akan Miskin, Mas!

Kamu Akan Miskin, Mas!


 Bagaimana membuat cerita saya ini menarik dan bisa membawa pembaca masuk ke dalam blog saya. Kalau saya saya posting keseluruhan cerita ini kan orang itu mikirnya untuk apa lagi masuk ke blog soalnya ceritanya dh kebaca semua di luar blog. Ini ceritanya: "Kamu apa-apaan, sih, Nina? Sampai malam kita nungguin transferan dari kamu. Gak dikirim juga uangnya." Aku menoleh. Menatap Mas Reno yang marah-marah. "Malu-maluiin." Mama meletakkan tas sembarang tempat. "Aduh, tadi ada temanku, apa kata mereka liat tadi gak bisa bayar makanan." Rini ikut bergumam. Wajah mereka terlihat menanggung malu. Sambil menyapu, aku diam-diam tersenyum. Memangnya enak makan tanpa bisa bayar. "Jangan makan di restoran kalau gak bisa bayar," gumamku. "Kamu tadi katanya mau transfer. Kamu gimana, sih, Nin? Aku capek lama-lama kayak gitu. Pusing." Mas Reno mengacak rambut. Dia ikut duduk di sebelah Mamanya. Ah, bisa dibayangkan wajah bingung mereka tadi. Diam-diam, aku tersenyum. Sok-sokan makan di restoran mahal, tapi gak bisa bayar. Maunya enak, tapi gak mau usaha. Mau pakai uangku? Maaf saja, tidak akan lagi. Sudah cukup yang dulu. Aku kembali melanjutkan menyapu, tidak peduli dengan mereka. Aku juga tidak peduli mereka membayar dengan apa tadi. Ponselku berdering. Aku melirik ke ruang keluarga. Tidak ada Mas Reno, Mamanya, dan Rini. Aku bebas. "Iya?" "Misi kedua selesai." "Kerja bagus." "Besok saya ke rumah." "Oke."

Aku meletakkan ponsel ke atas meja. Tersenyum simpul. Ah, aku tidak sabar untuk besok. * "Ini kenapa perhiasan aku hilang semua? Padahal sebelum pergi makan ke restoran tadi, aku taruh di sini." Bisa aku dengar teriakan adik iparku. Salah sendiri dia tidak mau membayar utangnya. Siapa yang minjam, siapa yang bayar. Itu sangat tidak masuk akal. "Kok bisa? Aduh, kayaknya ada tuyul di rumah ini." Suara Mama Mas Reno terdengar keras sekali. Sepertinya, dia mau menyindirku. "Nin, kamu tau perhiasan Rini di mana? Di cari-cari gak ada. Soalnya, kamu yang ada di rumah tadi." Aku menganggukkan kepala. "Bayar utangnya." "Eh?" Mas Reno terdengar terkejut. "Utang siapa?" "Adikmu. Masa adikku." Aku menjawab singkat. "Serius? Rini, kamu punya utang sama orang?" tanya Mas Reno dengan suara kesal. "Sedikit kok." Rini meringis. Dia sepertinya malu dengan Mas Reno. Dia tidak pernah ketauan meminjam uang soalnya. Sering sekali Rini meminjam uang, tapi tidak pernah ketauan oleh Mas Reno. Aku sering melihatnya membayar utang, juga meminjam. "Dua juta. Bayar pakai perhiasannya." Aku yang menjawab. "Mbak, itu perhiasannya kalau dijual lebih dari dua juta. Kenapa Mbak kasih semua?" Rini bertanya kesal. Aku mengangkat bahu, tidak peduli. "Maka nya jangan punya hutang." Masalah itu hanya sebentar. Aku duduk di sofa, menatap Raja yang ada di gendonganku. Sesekali, aku mengusap pipinya. Tersenyum lembut. "Sayang." Mas Reno memegang pipi Raja. Dia terlihat ceria. "Kita makan apa malam ini?" tanya Mama Mas Reno sambil duduk di dekat televisi. Tidak ada yang menjawab pertanyaan itu. Aku sibuk dengan Raja. Mas Reno juga terlihat sibuk dengan ponselnya.


 Jawab dulu pertanyaan Mama, Reno." "Makan apa, Nin?" Mas Reno akhirnya bertanya padaku. Aku mengangkat bahu. "Gak tahu." "Loh, kamu gimana, sih? Jadi istri gak becus. Ya ampun, bisa kurus kering beneran kamu di rumah ini, Reno. Semuanya gak diurusin." "Emangnya kamu becus, mas?" "Yang serius, Nin." Mas Reno mendelik padaku. Baiklah. Aku beranjak. Raja sudah ada di tangan Mas Reno. Kebetulan, di lemari pendingin ada beberapa potong ayam. Cukup untuk malam ini. Sebelum menggoreng untuk Mas Reno, Mama, dan Rini, aku menggoreng ayam untuk diri sendiri. Kemudian memakannya sendiri. Baru menggoreng untuk mereka. Baru saja memasukkan tiga potong ayam ke dalam minyak panas, terdengar teriakan Mas Reno. "Nin, anak kamu nangis!" Aduh, dia tidak bisa menjaga anak atau apa? Aku meletakkan piring ke sembarang tempat, buru-buru mengambil alih menggendong Raja. "Itu tinggal dibalik. Suruh si Rini." Aku membawa Raja ke dalam kamar. Beberapa menit, Raja akhirnya tertidur. Aku tersenyum. Melihat Raja tenang, itu membuatku bahagia. "Ya ampun, minyaknya meletus-meletus!" Teriakan Rini terdengar. Aku membiarkannya saja. Memilih untuk fokus di dalam kamar. Aku juga sempat mencuci wajah. Sudah aman, sudah makan tadi. Untung saja aku duluan makan. Kalau bareng mereka, entah apa jadinya. Setelah memastikan Raja masih tertidur, aku baru keluar kamar. Memastikan apa yang terjadi di dapur. Langkahku terhenti. Lihatlah, seperti kapal mau berangkat. Aku menggelengkan kepala melihat minyak tumpah semua. Menghabiskan uang saja, tidak bisa disuruh-suruh. "Aduh, ayam itu nyusahin banget."


Aku kembali berhenti di dekat meja makan. Menatap ayam yang terlihat gosong. Itu bukan ayam goreng. Hampir saja tawaku meledak. Itu salahnya si Rini terlalu dimanjain. Tidak bisa masak, hanya bisa menghabiskan uang. Ya, tidak jauh beda dari Mas Reno. "Ayamnya habis perang?" tanyaku pada Mas Reno yang memasang wajah kecut. "Gak ada makanan lain, ya? Mama gak nafsu makan lihat ayam itu?" Aku menggelengkan kepala. "Pakai kerupuk tadi." Mama mendelik ke aku. Memilih untuk mengambil makanan itu. Ya, nikmati saja ayam gosong itu. Aku hanya menatap dari jauh. Semakin merasa beruntung, karena sudah makan tadi. "Gak usah diliatin. Mas tau kamu udah makan." "Terus?" tanyaku pelan. "Terserah kamu. Dari kemaren aneh betul." Ternyata gampang sekali membuat keluarga Mas Reno kesal. Pintu rumah diketuk. Aku melangkah ke depan, meninggalkan keluarga Mas Reno yang aneh. Ketika pintu terbuka, aku terdiam melihat siapa yang datang. "Halo, Nina." Tanganku mengepal. Orang yang sejak dulu aku benci dan menjadi parasit di hidupku. Bertambah lagi manusia tidak tahu diri. "Ngapain kamu di sini?" *** Baca selengkapnya di KBM App. Judul : Kamu Akan Miskin, Mas! Penulis : rahmalaa

Dapatkan Tips Menarik Setiap Harinya!

  • Dapatkan tips dan trik yang belum pernah kamu tau sebelumnya
  • Jadilah orang pertama yang mengetahui hal-hal baru di dunia teknologi
  • Dapatkan Ebook Gratis: Cara Dapat 200 Juta / bulan dari AdSense

Belum ada Komentar untuk "Kamu Akan Miskin, Mas! "

Posting Komentar

Catatan Untuk Para Jejaker
  • Mohon Tinggalkan jejak sesuai dengan judul artikel.
  • Tidak diperbolehkan untuk mempromosikan barang atau berjualan.
  • Dilarang mencantumkan link aktif di komentar.
  • Komentar dengan link aktif akan otomatis dihapus
  • *Berkomentarlah dengan baik, Kepribadian Anda tercemin saat berkomentar.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel