AKU DI S!KS4 SAAT SEDANG H4MIL MUDA OLEH WANITA PEREBVT SUAMIKU, WAJAH KU DI S!R4M A!R K3RS LALU AKU DI BVANG KE JVR4NG. KU BLAS SEMUA LEBIH P3D!H DARI APA YANG IA LAKUKAN
Part 8
penulis:DitaAp
Judul: Usik (Rahasia kelam suamiku)
Setelah mempuh jarak yang lumayan jauh, Bara akhirnya sampai di rumah Clara. Ia langsung masuk dan mencari keberadaan Bara.
" Sayang... !" seru Clara dengan suara lemah tercekat.
" Yaampun, Clara kamu kenapa?" Bara menempelkan punggung tangannya di kening Clara. Tubuhnya terasa panas. Gegas Bara membawa istri mudanya ke dokter.
Di sana, dokter memeriksa keadaan Clara. Clara di haruskan untuk menjalani rawat inap. Bara menyetujui itu. Kondisi Clara semakin lemah. Ia hanya mampu berb4ring, untuk bicara pun ia tak punya tenaga.
-
-
" Kak, kakak kenapa gak nyoba b4yi tabung aja!" tanya Ana saat mereka sibuk berbincang di sebuah cafe. Wajah Kanaya tertunduk. Jujur, ia mau, tapi ia kasihan dengan suaminya.
Jika bisa, ia hanya ingin punya anak, murni dari hasil hubvngannya dengan Ardi. Tanpa menjawab, Kanaya tersenyum pada adik satu- satunya. Niat Ana memang baik, ia tau jika Kanaya iri melihat kehamilan Ana. Iri yang di maksud adalah, wanita mana yang tak ingin merasakan hamil, setelah bertahun- tahun menikah? Sedangkan orang di luar sana begitu mudah memiliki anak. Bahkan, ada yang sengaja membuang bayi tak berdosa itu, dengan dalih akan mempermalukan hidupnya. Atau menggugvrkan j4nin yang baru tumbuh, dengan alasan ekonomi yang minim, dan kakanya masih terlalu kecil.
" Maaf kak, Ana gak bermaksud apa- apa" Ana mengelus tangan Kanaya, raut wajahnya merasa bersalah. Ia takut menyinggung perasaan wanita yang sangat penting setelah ibunya.
" Tak apa Ana, kakak faham kok, niat kamu baik. Hanya saja, kakak ingin kehamilan itu murni tanpa rekayasa ilmu kedokteran!" keduanya bersitatap. Ana tak hentinya menguatkan Kanaya. Hingga terbesit sebuah ide di fikirannya.
-
-
Malam itu, Clara yang tengah tertidur pulas, merasakan perutnya sakit luar biasa. Ia meremas perutnya yang terasa di say4t- s4yat.
" Susterr... Dokter ... Tolongg! Bi Ijahh bangun, sakit!" Seru Clara di iringi rintihan memilukan. Bi Ijah yang di tugaskan Bara untuk menjaga Clara langsung terbangun. Ia gegas mencari dokter yang sedang piket.
Tak butuh waktu lama, Bi Ijah datang dengan seorang Dokter dan perawat. Dokter itu tampak memeriksa keadaan Clara. Namun, Clara yang terus memberontak, mau tak mau harus di b1us agar tenang.
" Tunggu.! Sepertinya kita harus melakukan tindak USG sekarang juga!" ujar Dokter saat merasa ada yang janggal dari kehamilan Clara.
Saat di lakukan USG. Janin Clara tak di temukan. J4nin yang baru berusia 8 minggu itu lenyap begitu saja.
Bi Ijah tampak syok melihat kejadian yang menimpa Clara. Dalam hatinya terus bertanya. 'Siapa yang mengambil j4nin Clara? Yang jelas, dia pasti bukan orang sembarangan!' Bi Ijah membatin.
Sementara keesokan harinya, Kanaya muntah dengan hebat. Ia terus merasakan mual yang terus bergejolak, dan pusing yang membuat tubuhnya menjadi sangat lemah.
" Kita ke dokter ya sayang!" bujuk Ardi yang merasa khawatir. Kanaya menggeleng pelan.
" Sudah, mau tidak mau, kamu harus ke Dokter!" Perintah Ardi tak bisa di bantah. Kanaya hanya terdiam, dan memilih manut saja.
Sesampainya di Rumah sakit, Kanaya langsung di periksa oleh dokter. Wajah Kanaya pucat. Tubuhnya lunglay. Ardi memapah tubuh istrinya duduk di hadapan sang Dokter.
" Selamat ya, Bu Kanaya sedang hamil. Usia kehamilannya menginjak 8 minggu" tutur sang Dokter ramah. Keduanya saling tatap. Masih tak percaya dengan penuturan sang dokter.
" S-serius dok? Tapi sebelumnya, tak ada tanda- tanda kehamilan apapun! Bahkan, seminggu lalu saya masih menstruasi" Jawab Clara ragu.
" Itu bisa jadi pend4rahan akibat terlalu kecapean, atau faktor stress. Untuk lebih jelasnya, kalian bisa lakukan USG. Juga untuk memastikan kondisi j4nin nya baik- baik saja" jelas Dokter dengan lemah- lembut. Kanaya memelvk Ardi dengan haru. Keduanya menangis sendu saking bahagianya.
Penantian yang selama ini mereka jalani, akhirnya membuahkan hasil. Kanaya gegas memberi tahu Ana dan orang tuanya perihal itu.
" Baguslah kak, aku turut senang mendengar kabar gembira ini. Wahh, nanti anak kita seumuran dong kak!" g0da Ana seraya terkekeh.
" Iya dong, nanti mereka kayak an4k kembar" Sambung Kanaya bahagia.
" Oh iya, Ayah sama ibu, udah di kasih tau?" tanya Ana memastikan. Kanaya mengangguk.
" Katanya, mereka akan pulang dua hari lagi. Dan mereka akan mengadakan pesta syukuran untuk kehamilan dua cucu sekaligus" keduanya nampak antusias. Sedangkan di luar, Ardi dan Bara tampak berbincang soal bisnis.
-
" Tidakkk.!! Ini tidak mungkin bi, an4kku tidak mungkin hilang! Hiks...
hiks ... hiks ... " Clara terus meracau. Bahkan darah dari tangannya mengalir naik memenuhi selang infus miliknya.
" Yang sabar ya nduk, ini semua ujian. Mungkin akibat terlalu banyak fikiran, dan kejadian kemarin membuat non Clara kegvguran!" jelas Bi Ijah menenangkan. Clara menggeleng cepat.
" Gak mungkin Bi, jelas gak ada pend4rahan sedikit pun. Kalau iya aku kegvguran, harusnya ada dar4h, atau gumpalan j4nin yang masih berupa dar4h itu keluar dari jalan lahir" Clara terus tergugu. Hanya b5yi itu satu- satunya harapan. Kacau, hancur, hatinya pilu bak di tus*k sembilu.
" Apa salah ku Bi, sampai harus menerima penderitaan ini!" rengek Clara dengan air mata yang berderai. Bi Ijah tak hentinya menenangkan. Bara juga sudah di telpon oleh Bi Ijah.
" Clara, kenapa ini bisa terjadi?" sergah Bara begitu ia masuk ke dalam ruangan. Clara langsung berhambur memelvk Bara.
" Hiks, hikss ... Aku gak tau mas, semalam perut aku sakit, terus, Dokter bilang, b4yi nya hilang!" jelas Clara tersendu- sendu.
" Kenapa bisa? Kamu kegugvran?" cecar Bara lagi.
" Nggak... Kamu percaya sama aku dong, b4yi nya hilang, pasti ada yang mengambil b4yi nya. Tolong, cari dia mas!!" racau Clara tak karuan.
" Ohh, atau ini semua kerjaan Ana. Ya, ini pasti ulah dia. Dia juga yang sudah mengirinkan santet sama aku mas, tolong! Dia mau mencelakaiku ... !!"
" CUKUP CLARA!!" Bentak Bara murka. Ia tersinggung dengan tuduhan yang di layangkan Clara pada Liyana.
" K- kamu bentak aku?" cicit Clara lirih. Ia tak percaya, Bara kembali bersikap kasar padanya.
" Jangan pernah, kamu tuduh Liyana macam- macam, karna tidak mungkin, wanita baik seperti Liyana, melakukan hal sekeji itu!" tegas Bara memperingati. Sorot mata Clara menatap tajam pria yang beberapa bulan ini menjadi suaminya.
" Baiklah! Silahkan urus istri pertama mu itu! Jangan lagi peduli kan aku!" sentak Clara berusaha menahan tangis.
" Sudahlah Clara, aku muak. Menjaga b4yi yang masih dalam kandvngan pun kamu gak becus! Apalagi jika an4k itu sudah lahir!" Tuduhnya. Membuat mata Clara membulat sempurna. Ia terperangah tak percaya mendengar ucapan Bara. Hatinya yang sudah ter1ris semakin berdar4h-d4rah.
" T-tapi..!"
" Diam! Atau aku talak kamu!" bentak Bara. Sama sekali tak ada raut iba di wajah Bara. Kini, Clara hanya bisa diam dengan tangis yang terus mengalir deras.
Senyum Ana tertarik. Ia suka sekali perdebatan itu. Ana yang awalnya menemani Kanaya USG, tak sengaja melihat Bara yang terburu-buru. Gegas ia membuntuti Bara, dengan dalih ingin buang air pada kakaknya.
" Ini masih belum apa- apa. Tunggu, apa yang akan aku lakukan selanjutnya!”
Baca selengkapnya di aplikasi KBM App. Klik link di bawah:
Dapatkan Tips Menarik Setiap Harinya!
- Dapatkan tips dan trik yang belum pernah kamu tau sebelumnya
- Jadilah orang pertama yang mengetahui hal-hal baru di dunia teknologi
- Dapatkan Ebook Gratis: Cara Dapat 200 Juta / bulan dari AdSense
Belum ada Komentar untuk "Usik(Rahasia Kelam Suamiku)"
Posting Komentar
Catatan Untuk Para Jejaker