Kau Nikahi Sahabatku Kunikahi Bosmu

Kau Nikahi Sahabatku Kunikahi Bosmu


 

PENA: Rose Roshella 


Baca selengkapnya di KBM


***

Dan aku tak akan mundur kali ini. Aku akan buktikan ucapanku suatu hari nanti.


Kamu memang menang untuk saat ini, Mas. Tapi aku akan membalas semua itu sebentar lagi


****


Bab 6


Aku terpaku di depan rumah megah itu, menatap tajam ke arah Mas Raka yang berdiri di sampingku dengan senyum yang seolah mengejek. 


Rumah ini terlihat sangat mewah, berkilau di bawah sinar matahari, berdiri kokoh dan angkuh, seakan-akan mengingatkan bahwa aku hanya bagian kecil yang tak berharga.


“Jadi... ini rumah barumu?” tanyaku dengan nada datar, menahan amarah yang membakar dalam dada.


Mas Raka mengangkat bahu, memasang ekspresi santai.


“Bagus, kan? Semua orang pasti ingin tinggal di tempat seperti ini.”


Aku merasakan panas menjalar di wajahku. Rumah ini... Dibangun dari uang hasil kerja kerasku selama bertahun-tahun, yang setiap bulan kuberikan hasil keringatku untuknya, dan kini justru digunakan untuk menciptakan kehidupan yang tak pernah aku bayangkan.


“Darimana kau dapat uang sebanyak ini, Mas? Aku tak yakin jika semua ini adalah hasil dari ketingatmu sendiri, Mas ” Aku menatap tajam, berusaha memahami apakah masih ada sedikit penyesalan di matanya.


Dia tertawa kecil, seakan pertanyaanku adalah hal yang konyol. 


“Kau serius menanyakan itu, Rania?”


Dadaku terasa sesak. Aku merasakan sakit yang mencengkeram setiap sudut hatiku, perih dan memalukan.


“Jadi selama ini semua yang kukirimkan saat aku bekerja di luar negri, kau pakai untuk rumah ini? Termasuk uang yang kukirim untuk tabungan haji ibuku?” Suaraku nyaris berbisik, tapi Mas Raka hanya tersenyum tipis.


“Aku rasa, kau perlu menyadari satu hal, Rania. Kau terlalu naif, terlalu percaya pada orang lain.” Dia menatapku tajam, dan senyumnya berubah sinis.


Aku mengepalkan kedua tanganku, menahan diri agar emosiku tak meledak di tempat. Namun kemudian, langkah kakinya bergerak menuju pintu, dan dia memanggilku dengan gerakan kecil di tangannya.


“Masuklah. Aku ingin kau bertemu dengan madu sekaligus majikanmu," ucapnya penuh ejekan, membuat aliran darahku langsung mendidih, tapi aku mengikuti langkahnya dengan enggan, jantungku berdebar kencang.


Begitu memasuki ruang tamu yang luas, seketika mataku tertuju pada seorang wanita yang berdiri di dekat sofa dengan senyum sinis dan penuh ejek di bibirnya. 


Wajahnya penuh kemenangan, seakan menunggu saat yang tepat untuk menyaksikan keterkejutanku. 


Dan ketika Mas Raka melingkarkan tangannya di bahunya, aku tahu jika mereka berdua sedang membuat hatiku hancur dan aku kehilangan semangat diri.


“Kalea, ucapkan selamat datang pada istri tuaku sekaligus pelayan baru yang akan mengurus dirimu.” Dia mengucapkannya dengan ringan, seolah-olah kalimat itu hanyalah pengumuman biasa.


Detik itu, semua suara di sekitarku seakan menghilang. Yang ada hanyalah tawa kecil Kalea, menatapku seakan-akan dia sudah berhasil membuat diriku merasakan sakit yang luar biasa.


“Kau tahu, Rania. Sejak tadi aku sudah menunggumu untuk menyaksikan Bagaimana reaksimu setelah tahu semua ini. Aku bahkan sudah tidak sabar untuk memberikan kejutan balik, setelah kau memberikan kado spesial di hari pernikahan kami.” Kalea berkata dengan nada penuh ejekan.


Aku mengepalkan tanganku, menahan panas yang menyembur dalam dada. “Apa yang kau inginkan dariku?”


Kalea tersenyum, menyandarkan kepalanya pada bahu Mas Raka dengan mesra. 


“Oh, aku hanya ingin memastikan kau tahu tempatmu dan posisimu di rumah ini, Rania.”


Aku tertawa sumbang, mencoba menutupi rasa sakit mendengar ucapannya.


“Tempatku? Bukankah rumah ini seharusnya menjadi milikku?”


Mas Raka mendesah, seolah bosan. “Kau terlalu banyak berpikir, Rania. Terimalah kenyataan. Kau tak lebih dari—”


Kalea memotongnya, menyeringai. “Asisten rumah tangga untuk kami, mungkin?”


"Kamu benar, Sayang. Dia harus membayar semua yang dia lakukan kepada kita. Mengganti rugi rumah yang sudah di hancvrkannya dan juga merusak pesta pernikahan kita," sahut Mas Raka dengan mencivm Kalea di depanku.


Melihat perbuatan mereka yang sengaja membuat sakit hatiku, membuatku berusaha untuk tetap kuat dan tidak terlihat lemah di depan mereka berdua.


"Kau pasti iri dan cemburu melihatku diperlakukan dengan mesra oleh Mas Raka, bukan?" Kalea seolah sedang mengejek diriku.


"Kamu pikir aku iri dan cemburu? Aku bahkan sudah tidak merasakan itu semua. Aku jijik melihat kalian berdua!" sahutku, menunjukkan sikap tegasku.


"Sudahlah. Akhiri perdebatan kalian. Dan kau, Rania, sebaiknya ikut aku menuju ke kamarmu sekarang!" sahut Mas Raka seolah jengah melihat perdebatan kami.


Tangan Mas Raka segera menggeser koper pakaianku ke depan kamar sempit di sudut ruangan yang terlihat hampir tak terawat.


Aku terkejut melihat ruangan yang akan menjadi kamarku saat itu .


“Kamar ini cukup untukmu, Rania. Sesuai dengan posisimu sekarang.”


Mas Raka menunjukkan kamarku seolah saat ini sedang mengejekku. 


"Apa? Ini kamarku? Apa kau sudah tidak waras, Mas? Kau anggap aku ini apa?" Aku tak terima dengan perlakuan mereka kepadaku. 


"Kenapa? Kamu tidak suka? Mau jika ibumu yang menggantikanmu di sini?" 


Aku terdiam, menatap nyalang wajah Mas Raka yang ada di depanku, menahan amarah yang siap meledak saat itu.


Mas Raka mendorong aku masuk ke dalam ruang sempit yang tak terawat itu.


Aku menatap kamar itu—sebuah ruangan kecil dengan tikar usang dan lemari kayu lapuk. 


Tak ada kipas angin, hanya jendela kecil sebagai ventilasi. 


Dalam diam, aku menelan semua penghinaan ini, tapi hatiku berbisik satu hal.


‘Bertahanlah, Rania. Ini bukan akhir dari segalanya. Jadikan perlakuan mereka sebagai cambuk untuk membalas apa yang mereka lakukan kepadamu,’ gumamku mencoba untuk menguatkan diri.


Mas Raka menatapku, tampak puas melihat keputusasaan di mataku. 


"Tega kamu, Mas. Aku tidak akan tinggal diam. Suatu hari nanti aku akan membalas perbuatan kalian semua," ucapku penuh dengan amarah.


"Aku akan menunggumu melakukan itu, Ra. Aku yakin kau akan terjebak dalam kehidupan kelam di rumah ini," ucapnya remeh menatap wajahku.


“Oh, satu hal lagi, Rania! Dan jangan pikir kamu akan bebas begitu saja. Kau masih berutang padaku untuk kerugian di rumah ibuku.”


Aku menatapnya lurus. “Kau pikir aku akan membiarkan diriku terus diperlakukan seperti ini, Mas? Kau boleh menikmati semua ini untuk sekarang, tapi ingat, ini tak akan lama.”


Mata Mas Raka menyipit, lalu dengan gerakan cepat, tangannya melayang ke pipiku, keras dan tajam.


Aku terhuyung, merasakan panas yang berdenyut di wajahku. Namun aku tak gentar. Dengan tenang, aku mendongak, menatap wajahnya.


“Suatu hari, Mas... kau akan menyesali semua ini,” bisikku.


Mas Raka tertawa sinis. “Kau bermimpi, Rania. Kau tak akan pernah bisa keluar dari sini.”


Aku membalas dengan senyum samar, menahan sakit di pipiku. 


“Kita lihat saja, Mas."


Di balik tatapanku yang penuh tekad, aku bisa melihat sorot ketakutan di mata Mas Raka. Satu hal yang belum dia pahami adalah—wanita sepertiku, ketika sudah jatuh sampai dasar, hanya akan punya satu jalan yaitu bangkit.


Dan aku tak akan mundur kali ini. Aku akan buktikan ucapanku suatu hari nanti.


Kamu memang menang untuk saat ini, Mas. Tapi aku akan membalas semua itu sebentar lagi,' gumamku dalam hati.


***


Klik link baca cerita ini di kolom komentar!


Kau Nikahi Sahabatku, Kunikahi Bosmu  - Rose_Roshella

Rania terkejut saat melihat suaminya sudah menikaph dengan sahabatnya sendiri di hari kepulangannya ...


Baca selengkapnya di aplikasi KBM App. Klik link di bawah:

DISINI


Bersambung

Dapatkan Tips Menarik Setiap Harinya!

  • Dapatkan tips dan trik yang belum pernah kamu tau sebelumnya
  • Jadilah orang pertama yang mengetahui hal-hal baru di dunia teknologi
  • Dapatkan Ebook Gratis: Cara Dapat 200 Juta / bulan dari AdSense

Belum ada Komentar untuk "Kau Nikahi Sahabatku Kunikahi Bosmu "

Posting Komentar

Catatan Untuk Para Jejaker
  • Mohon Tinggalkan jejak sesuai dengan judul artikel.
  • Tidak diperbolehkan untuk mempromosikan barang atau berjualan.
  • Dilarang mencantumkan link aktif di komentar.
  • Komentar dengan link aktif akan otomatis dihapus
  • *Berkomentarlah dengan baik, Kepribadian Anda tercemin saat berkomentar.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel