💌Surat dari Anak Lelaki yang Menyerah pada Mimpinya"
Aku masih ingat…
bau buku buku baru di awal tahun ajaran, tawa ringan teman-teman saat istirahat, dan mimpi yang kutulis di balik sampul “ingin jadi orang hebat, agar Ibu tak perlu menangis lagi.”
Tapi takdir bicara dalam bahasa lain, saat Ayah pergi tanpa pamit meninggalkan lubang sunyi di meja makan dan hati kami
Sejak itu, dunia tak lagi ramah dan masa kecilku berakhir di detik yang sama.
Hari ini, aku tak lagi menjejakkan kaki ke sekolah, melainkan ke pasar, ke ladang, atau ke pinggir jalan di mana tempat orang-orang melihatku seperti debu yang tak penting.
Padahal aku pernah punya cita-cita,tapi bagaimana bisa kupertahankan mimpi kalau perut adikku berbunyi setiap malam?
Ibu tak pernah memintaku berhenti sekolah, tapi tatapan matanya cukup bicara, bahwa lelahnya tak sanggup sendirian dan ia butuh pundak meski pundakku belum cukup lebar.
Seragamku tergantung diam di balik pintu, bersama air mata yang kupendam setiap malam
Buku-bukuku masih tertata rapi, seperti mimpi-mimpi yang kini menguning ditelan waktu dan kenyataan.
Aku bukan pahlawan, hanya seorang anak laki-laki yang belajar dewasa sebelum waktunya, mengganti pena dengan cangkul, mengganti kelas dengan kerasnya hidup.
Tuhan… jika Kau izinkan aku memilih, aku ingin hidup dua kali, yang satu untuk menghidupi keluargaku, dan yang satu hanya satu saja untuk kembali menjadi anak sekolah yang bisa bermimpi tanpa rasa bersalah..
By : Juriman Dla
Dapatkan Tips Menarik Setiap Harinya!
- Dapatkan tips dan trik yang belum pernah kamu tau sebelumnya
- Jadilah orang pertama yang mengetahui hal-hal baru di dunia teknologi
- Dapatkan Ebook Gratis: Cara Dapat 200 Juta / bulan dari AdSense
Belum ada Komentar untuk "Surat dari Anak Lelaki yang Menyerah pada Mimpinya"
Posting Komentar
Catatan Untuk Para Jejaker